Diskusi Warung Kopi (dot) Blogspot (dot) com

Diskusi Warung Kopi (dot) Blogspot (dot) com

Sabtu, 15 Desember 2012

KORUPTOR LEBIH MULIA DARI PENCOPET?


Koruptor. Semua sepakat bahwa koruptor adalah orang biadab. Korupsi merugikan banyak orang, pekerjaan orang yang tidak punya hati.

Tapi, saya merasa banyak ungkapan-ungkapan yang terlalu berlebihan tentang koruptor. Salah satunya adalah yang menganggap koruptor lebih rendah dari pencopet. Apa benar begitu?


Menurut saya tidak. Koruptor tetap lebih mulia dari pencopet. Ini alasannya:

1.       Orang yang paling mulia adalah orang paling banyak berguna bagi orang lain.
Kita lihat koruptor. Meski dia merugikan banyak orang, tapi setidaknya dia telah meningkatkan kesejahteraan dirinya sendiri dan kieluarganya, serta kerabat-kerabatnya. Jadi, koruptor masih berguna bagi beberapa orang.
Sedangkan pencopet. Bahkan bagi dirinya sendiri, apa yang dia lakukan tidak membuat kesejahteraannya meningkat. Mencopet adalah kegiatan yang sia-sia bagi diri sendiri, dan merugikan banyak orang.

2.       OK, untuk menanggapi argumentasi pertama saya tadi, mungkin orang mengatakan bahwa koruptor memang berguna bagi beberapa orang. Tapi, merugikan sangat amat benar-benar banyak sekali orang.
Ups! Tunggu dulu! Mari kita lihat argumen kedua saya!
Koruptor memang mencuri dari banyak orang. Tapi, justru karena itu orang yang dicuri jadi tidak terasa. Separti halnya membayar utang dengan cara mencicil. Membayar, tapi tidak terlalu terasa. Begitu pula korban korupsi. Kecurian, tapi tidak terasa.
Pencopet? Lihat mereka! Mencopet di stasiun, terminal, pasar-pasar. Korban yang mereka copet memang sedikit. Tapi, si korban langsung kehabisan uang sama sekali. Masih mending jika itu di pasar. Kalau di stasiun atau terminal? Bayangkan ketika seorang pemuda perantauan dengan mimpi menjulang tinggi di angkasa baru sampai di kota, tapi uangnya dicopet. Tidakkah semua mimpinya buyar? Betapa kejinya perbuatan mencopet.

Itu tadi pendapat saya. Mungkin terdengar guyonan, tapi saya serius.

Kutuklah koruptor seperlunya. Jangan berlebihan. Berlebihan mengutuk koruptor hanya akan membuat kita lupa pada hal-hal lain yang lebih penting. Misalnya, ya, tentang masalah pencopet ini. Hehe!

Kamis, 11 Oktober 2012

Bisakah SBY jadi yang pertama?


Menginjak bulan ini, menginjak tiga tahun Pak SBY  menjalani masa jabatan periode keduanya sebagai presiden RI. Artinya, telah delapan tahun sejak pertama beliau menjabat presiden. Dan tinggal dua tahun lagi.  Lalu, beliau akan turun kursi.

Selama delapan tahun ini, telah banyak prestasi yang ditorehkannya. Dalam bidang ekonomi, Indonesia kini telah masuk G20. Dengan menjadi negara penghasil PDB terbesar ke16 se dunia. Pertumbuhan ekonomi nasional 6,4% dan pendapatan perkapita US$ 4.000.  Dalam bidang budaya, pemerintahannya telah berhasil memperjuangkan batik agar diakui sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia dan kini telah menjadi populer di seluruh dunia. Komodo masuk sebagai 7 wonders of nature. Dalam urusan militer, Presiden SBY telah mencanangkan MEF (minimum Esensial Fors) atau kekuatan pokok minimum, sehingga kini kekuatan militer Indonesia suadah mulai dihormati lagi oleh negara kawasan. Setidaknya, jiran utara sudah tidak banyak ulah lagi beberapa tahun ini. Masih dalam bidang militer, revitalisasi BUMN industri strategis dilakukan. Hasilnya, kini berbagai alutsista dengan teknologi menengah sudah bisa diproduksi dalam negeri. Yang tak kalah penting, dalam masa jabatannya lah, lembaga antikorupsi (KPK) bisa dibentuk dan terus dilindungi. Sebagai catatan, presiden-presiden sebelumnya pernah membentuk badan-badan semacam KPK, namun gagal melaksanakan tujuan hingga akhirnya dibubarkan. Misalnya KPKPN pada masa Habibie, dan TGPTKP pada masa Gus Dur.

Urusan hubungan luar negeri jangan ditanya lagi. Indonesia telah menunjukkan kewibawaannya dengan berhasil memediatori perdamaian antara Thailan dan Kamboja dalam sengketa milayah. Denagn politik Millions Friends, Zero Enemy, Indonesia menjadi makin bebas dan aktif dalam berbagai urusan internasional.

Memang masih banyak tantangan yang harus diperjuangkan.  Swasembada beras, daging, garam, gula, dan kedelai. Melanjutkan revormasi pendidikan dan birokrasi. Penyelesaian separatisme di Pulau Irian. Dan lain-lain, lah.

Namun, yang menjadi satu tantangan lagi, khusus bagi SBY adalah, ‘Bisakah beliau jadi yang pertama?’ Pertama dalam hal apa? Maksud saya adalah pertama sebagai presiden Indonesia yang naik dan turun kursi jabatan tanpa kisruh.

Perlu diingat bahwa sampai presiden kemarin, Megawati yang presiden ke lima itu, belum ada presiden Indonesia yang naik dan turun kursi jabatan tanpa kisruh. Sukarno sebagai presiden pertama tentu diangkat dengan kisruh yang luar biasa karena harus melaui perjuangan berdarah-darah melawan penjajah. Turunnya pun harus melalui kisruh luar biasa  oleh demonstrasi mahasiswa. Presiden Suharto pun naik dengan memanfaatkan suasana kisruh itu. Dan karma terjadi. Beliau diturunkan dengan cara yang hampir sama. Habibie naik kursi setelah Suharto terpaksa turun jabatan. Dan mengakhiri jabatan dengan pidato pertanggungjawaban yang ditolak oleh DPR.

Gus Dur barangkali bisa diangga sebagai presiden pertama yang memulai masa jabatan dengan pemilu yang damai. Tapi, beliau terpaksa turun setelah kursinya digoyang oleh elit politik yang tidak sejalan dengannya. Dengan kata lain, diturunkan dengan kisruh. Sebaliknya dengan Bu Mega. Beliau turun dengan aman, tapi diangkat dengan kisruh.

Mampukah SBY menjadi yang pertama? Jika beliau bisa menunaikan tugasnya sampai 2014 dan melakukan transisi pemerintahan dengan damai, maka beliaulah yang pertama. Dan jika itu terjadi, sesungguhnya itu bukan cuma prestasi beliau. Namun juga menjadi prestasi seluruh Bangsa Indonesia. Bahwa Bangsa Indonesia sudah dewasa dan memiliki kestabilan politik. “Amin!”

Rabu, 10 Oktober 2012

Mobnas Listrik dan Tamparan Balik dari Insinyur


Prototype mobnas lisrik kedua dari lima yang akan dibuat akan segera muncul. Mobil mewah sekelas ferrari. Buatan Insinyur lulusan ITS dengan gelar Doktor dari Michigan bernama Danet Suryatama. Ini dia penampakannya.

Mobnas listrik kelas ferrari buatan Danet Suryatama
Mobil mewah yang dibandrol Rp 1,5 milyar ini saat ini masih menjalani tes di Yogyakarta.

Sebelum ini,  purwa rupa mobnas listrik pertama yang merupakan type citycar juga sudah mendahului. Mobil itu sempat menjadi buah bibir di berbagai media lantaran sudah dipakai oleh mentri BUMN Dahlan Iskan dalam berbagai kesempatan. Mobil citycar yang dicat hijau itu adalah karya Dasep Ahmadi yang lulusan ITB.

Mobnas listrik kelas citycar buatan Dasep Ahmadi

“Inilah tamparan balik dari insinyur-insinyur Indonesia!”
Menurut saya, itulah kalimat yang cocok untuk menggambarkan hal ini. Kita tentu masih ingat beberapa waktu lalu, SMK di Surakerta memperkenalkan mobil karya mereka yang diberi nama Esemka Rajawali. Bahkan mobil itu kini sudah mulai diproduksi masal. Inilah bukti bahwa ‘SMK BISA!’

Hal itu tentu menjadi tamparan keras bagi insinyur-insinyur teknologi Indonesia. Apakah institutut-institut teknologi yangbesar-besar, banyak mahasiswanya, lagi mahal biayanya itu tidak bisa membuat mobil nasional? Karena sesungguhnya mobnas adalah impian negara ini dari berpuluh-puluh tahun yang lalu. Apakah biar anak SMK saja yang menjawab impian ini, sementara para insinyur hanya melihat?

Dalam kasus SMK itu, barangkali bukan cuma Insinyur yang tertampar. Jokowi juga sukses menampar pemerintah pusat. Sebagai walikota Surakerta saat itu, dia bisa memfasilitasi mobil ESEMKA itu sampai akhirnya bisa diproduksi masal.

Insinyu-insinyur kita tentunya tuidak ingin kalah dari Anak SMK. Presiden juga tidakmau kalah dengan Jokowi. Untuk itu, roadmap mobnas listrik pun dibentuk. Untuk meluncurkan konsep mobil yang lebih canggih dari mobil ESEMKA. Lebih irit dan lebih ramah lingkungan. Yang tidak lagi menggunakan BBM sehingga tidak akan membebani APBN untuk memberikan subsidi.

Memang jalan masih panjang untuk mobil listrik ini. Diperkirakan, 2017 baru akan bisa sampai di tahap produksi masal. Tapi, yakinlah bahwa bukan cuma anak SMK dan pemkot Surakerta saja yang bisa. “INSINYUR BISA!” “INDONESIA BISA!”

Rabu, 12 September 2012

Kebenaran Dalam Legenda : Toba dan Atlantis


Seringkali berbagai cerita legenda hanya dianggal mitos yang kebenarannya hanya nol besar. Namun, dewasa ini kita harus membuka mata dan pikiran bahwa bebrapa (kalau tidak mau disebut semua) legenda itu mengandung kebenaran sejarah.

Misalnya saja cerita legenda danau toba berikut ini:









Sinopsis Legenda Asal Usul Danau Toba

Pada suatu hari seorang lelaki pergi memancing di sungai. Lama memancing, dia hanya mendapat satu ekor ikan yang besar. Ia pun berniat memasak ikan besar itu untuk dimakannya sendiri. Namun, sesampainya di rumah, ikan itu memohon agar dibiarkan hidup. Lalu, ikan itu menjelma menjadi seorang perempuan cantik.

Singkat cerita, perempuan penjelmaan ikan besar itu akhirnya menikah dengan si lelaki yang memancingnya. Sebelum menikah, perempuan itu memberikan syarat bahwa suaminya tidak boleh mengungkit-ungkit asal-usulnya yang dari ikan. Si lelaki setuju.

Pernikahan mereka berjalan bahagia sampai akhirnya mereka dikaruniai seorang anak. Suatu ketika anak itu diminta ibunya untuk mengantarkan makanan pada ayahnya yang sedang bekerja di sawah. Namun, anak itu berbuat nakal. Makanan yang mestinya untuk sang ayah dimakannya hingga tinggal sedikit. Ayahnya pun marah. Dan terucaplah, “Dasar kau memang anak seekor ikan!” dengan marahnya.

Setelah dikatai seperti itu, si anak pulang mengadu pada ibunya dengan menangis. Mendengar pengaduan anaknya, sang ibu begitu kecewa. Suaminya telah melanggar janjinya sebelum menikah. Maka dia pergi dari rumah dan kembali menjelma menjadi ikan.

Sebelum pergi, ia sempat berpesan pada anaknya. “Sebentar lagi akan datang banjir bandang. Kamu pergilah ke puncak gunung. Jangan ke gunung yang itu (menunjuk salah satu gunung) pergilah ke gunung yang satunya.”

Lalu, terjadilah apa yang dikatakan si ibu penjelmaan ikan itu. Terjadi gunung meletus.Ya, yakni pada gunung pertama yang si ibu melarang anaknya untuk ke sana. Letusan gunung menjadikan banjir yang teramat besar. Seluruh tempat terendam air.

Si anak selamat karena menuruti pesan ibunya. Setelah banjir surut, ia kembali ke desanya. Lalu, ia temukan di sana sudah menjadi danau. Dan di tengah danau ada sebuah pulau. Danau itu diberi nama Danau Toba. Berasal dari paribahasa ‘air susu dibalas dengan air tuba’. Yang artinya kebaikan perempuan jelmaan ikan, dibalas si lelaki dengan cacian. Dan pulau di tengahnya diberi nama Samosir, sesuai dengan nama si anak.

Catatan: terdapat bebrbagai versi.Penulis mengambil salah satunya.

Awalnya orang memang hanya menganggap ini mitos belaka. Gunung meletus? Banjir bandang? Lalu membentuk danau? Hah! Banyak orang memandang sebelah mata.

Namun, pada tahun 1939, geolog Belanda Van Bemmelen melaporkan, Danau Toba, yang panjangnya 100 kilometer dan lebarnya 30 kilometer, dikelilingi oleh batu apung peninggalan dari letusan gunung. Karena itu, Van Bemmelen menyimpulkan, Toba adalah sebuah gunung berapi. Selanjutnya, Van Bemmelen, Aldiss dan Ghazali (1984) juga telah menduga Toba tercipta lewat sebuah letusan mahadahsyat. Peneliti lain, Vestappen (1961), Yokoyama dan Hehanusa (1981), serta Nishimura (1984), menduga kaldera itu tercipta lewat beberapa kali letusan. Peneliti lebih baru, Knight dan sejawatnya (1986) serta Chesner dan Rose (1991), memberikan perkiraan lebih detail bahwa kaldera Toba tercipta lewat tiga letusan raksasa. Mana yang benar? Yang jelas kini semua telah sepakat bahwa danau toba memang dibentuk oleh letusan gunung. Bukan sekedar legenda.

Perlu diketahui pula bahwa debu vulkanik yang dipercaya sebagai material letusan gunung Toba ditemukan hingga di India tengah. Artinya, Mahadahsyat!

Dan analilis yang paling menarik, dalam bukunya yang berjudul ‘Atlantis – The Lost Continent Finally Found’ Prof. Arysio Santos menyatakan bahwa legenda Danau Toba di atas menceritakan legenda benua Atlantis. Pertama, gunung meletus dan banjir bandang menggambarkan bencana yang menghancurkan Atlantis. Dalam penerjemahannya, bencana yang ada dalam legenda Danau Toba diartikan sebagai meletusnya gunung Toba yang mengakibatkan mencairnya es di kutub secara spontan. Yang akhirnya menenggelamkan Atlantis. Lalu, kepindahan si anak ke gunung untuk menyelamatkan diri menunjukan peta migrasi penduduk Atlantis. Yakni dari tempat asalnya di dekat gunung Toba (Indonesia) ke gunung yang lain yang ia identifikasi sebagai wilayah Himalaya di India. Artinya, orang Atlantis yang awalnya memiliki kerajaan di Indonesia, bermigrasi dan mendirikan peradaban baru di Hindustan. – Wallahu A’lam, Allah yang paling tahu dan semoga Dia lekas memberi tahu kita –

Jumat, 17 Agustus 2012

Semarak Hari Merdeka di Dunia Maya

 Hari raya kemerdekaan tidak hanya semarak di lapangan-lapangan upacara. Di dunia maya, laman-laman web terutama yang berbasis di Indonesia juga ikut menyemarakkannya.
Beberapa situs populer menambahkan aksen-aksen Hari Kemerdekaan pada logo mereka seperti yang dilakukan situs berita Kompas.com dan forum dunia maya terpopuler seIndonesia, Kaskus.





Beda lagi dengan situs berita pelat merah, Antaranews.com. Antaranews menampilkan header logo Antaranews disandingkan dengan  slogan 67 tahun kemerdekaan RI.
 *Note: aslinya berupa gambar bergerak. semacam flash player.


Viva.co.id menampilkan gambar latar di kiri berupa gambar perlombaan panjar pinang, dan di kanan bendera merah putih dan bambu runcing.
Hampir serupa dengan Detik.com. Hanya, Detik menampilkan bendera di kiri dan panjat pinang di kanan. Berkebalikan dengan Viva.co.id




Mungkin cuma Google.co.id yang secara khusus mengganti logonya dengan logo 17 Agustus. Mereka mendesain logo dengan gambar-gambar aneka perlombaan yang lazim ada di perayaan 17 Agustus. (meskipun saya yakin bahwa tahun ini pada 17 Agustus, penyelenggaraan lomba-lomba seperti itu sangat minim karena mepet lebaran)
  



 Dan ini gambar latar baru Diskusiwarungkopi.blogspot.com untuk merayakan hari kemerdekaan Indonesia.


Minggu, 12 Agustus 2012

Mbah Profesor yang Masih Semangat



Beliau adalah idola saya ketika masih kecil. Dan sampai sekarang masih menjadi idola saya meskipun saya gagal mengikuti jejak beliau untuk menjadi seorang insinyur.

Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie. Namanya super populer di penghujung tahun sembilan puluhan sampai kemudian secara tragis beliau harus meninggalkan negara tercinta Indonesia Raya dan kembali ke Jerman.

Saya ingat ketika masih kecil dulu beliau disebut-sebut sebagai orang super jenius. Orang paling pintar se-Indonesia, bahkan beberapa orang menyebut sedunia (lebay memang sih). Beliau populer sebagai orang Indonesia yang mampu membuat pesawat terbang bahkan sampai diangkat dalam lagu hits anak-anak yang dibawakan salah satu artis cilik terpopuler saat itu, Joshua.

“Cita-citaku, uu uu, ingin jadi profesor
Bikin pesawat terbang, seperti Pak Habibie”

Anak muda sekarang yang berusia +- 20 tahunan, siapa yang gak tahu lagu ini?

Sempat down setelah ditinggal pergi untuk selamanya oleh istri tercinta, beliau bisa segera bangkit kembali. Menurut penuturan beliau, beliau sempat nyaris gila setelah meninggalnya Ibu Ainun Habibie, istrinya.

“Benar, itu memang benar. Malam hari,  di rumah saya sendirian tidak pakai alas kaki, tidak pakai baju piyama. Saya merasakan sedih yang teramat  dalam. Saya bertanya sendiri. Kemana Ainun? Kemana dia? Kok bisa pergi?”

Hebatnya, saat itu (karena memang sebagai seorang tokoh besar dunia) dokter-dokter Jerman dan Indonesia yang ada di Jerman langsung merasa mereka harus membantu Pak Habibie tanpa diminta. Mereka berembug. Dan hasilnya mereka sepakat, Pak Habibie harus segera ditolong. Kalau tidak dia bisa mati karena sedih. Tiga macam opsi diberikan pada Pak Habibie, yakni; dirawat di RSJ;  dirawat di rumah dengan pantauan tim dokter; dan yang ketiga beliau harus menulis buku tentang istrinya. Singkatnya beliau memilih pilihan ketiga dan jadilah buku “Habibie dan Ainun”.

Sebagai seorang senior, Pak Habibie tak berhenti bekerja keras. Ketika banyak orang sudah hampir menyerah dan pesimis terhadap dunia kedirgantaraan Nasional, beliau tetap menunjukkan sikap pantang menyerah. Hal itu ditunjukkan dengana apa yang dilakukannya baru-baru ini.

10 Agustus 2012 lalu, seusai upacara peringatan Harteknas, Prof. Habibie mengumunkan pembentukan PT RAI (Ragio Aviasi Industri). Proyek pertama dari perusahaan ini adalah untuk membangkitkan pesawat turbopropeler N250 yang telah menjadi primadona pada Indonesian Air Show 1996 namun proyeknya berhenti pada 1997 karena krismon.

Perusahaan ini dibentuk bersama dua perusahaan swasta yakni PT Ilhabi Rekatama milik Ilham Akbar Habibie dan PT Modal Elang milik mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Erry Firmansyah. Beliau juga mengungkapkan bahwa beliau juga akan mengajak eks karyawan IPTN yang kini tersebar di berbagai belahan dunia. Beliau juga mengatakan bahwa nantinya, dalam proyek pertama ini PT RAI tidak akan bekerja sendiri, namun juga melibatkan elemen lain seperti Kemenristek, BPPT, dan PT DI.

Sebagai penonton, saya hanya bisa berharap dan berdoa semoga akhirnya N250 kebanggan Indonesia ini akhirnya bisa terwujud dan mengangangkasa dalam jumlah banyak di langit Nusantara, bahkan Desantara, Dwipantara, Yawana, Jenggi dan Eropa*. Tapi mesti sabar, kata si Mbah, setidaknya butuh lima tahun untuk bisa melihat hasil dari berdirinya PT RAI ini.


So. Yok, si Mbah masih semangat. Ayo, kita juga semangat!

Let Be Optimist, Fight for Our Nation!


*ket: Nusantara=Wilayah yang sekarang meliputi Indonesia, malaysia, filipina, termasuk juga Australia dan negara-negara kecil di sekitarnya. Desantara=negara kawasan Asean selain Nusantara. Dwipantara=China dan India. Jenggi=Afrika.
Merupakan istilah-istilah yang dipakai pada naskah-naskah jawa kuno.

Senin, 30 Juli 2012

Maritime Challenge Indonesia meraih Spirit of Atlantic Challenge di Irlandia Utara


Nyebrang dikit dari kehingar-bingaran olimpiade 2012 di pulau Britania. Kita menuju Irlandia Utara, tepatnya pantai Bantry Bay, tempat diadakannya event Atlantic Challenge 2012 – international contest of seamanship – .

Keikut sertaannya sebagai satu-satunya peserta dari Asia Pasifik pada acara internasional dua tahunan tersebut tidak sia-sia. Tim Maritime Challenge yang beranggotakan mahasiswa-mahasiswa ITS dan PPNS, Surabaya itu berhasil menyabet gelar prestisius  “Spirit of Atlantic Challenge”.

"Itu penghargaan untuk tim terbaik dalam kerja sama dengan negara lain. Karena kompetisi itu bukan sekadar kompetisi kebaharian, namun bagaimana membangun spirit kebaharian dan menjalin kesepahaman antarbangsa," Bapak Prof. Daniel M. Rosyid, pembina UKM Maritime Challenge.


Selain itu, kapal “Rojo Segoro” yang dipakai tim ini selama perlombaan juga mendapat penghargaan khusus sebagai "The Best Beautiful Boat in Contest". Kapal ini merupakan kapal yang telah susah payah dibangun sendiri oleh anak-anak Maritime Challenge di bengkel PPNS. Seluruh tim dan semua elemen lain yang terlibat di dalam pembuatan "Rojo Segoro" sudah pasti sangat bangga dengan gelar ini.

Perlu diketahui pula, tim Maritime Challenge adalah satu-satunya tim yang menggunakan kapal buatannya sendiri di event ini.

Selain dua penghargaan diatas, tim juga mendapatkan dua sertifikat lomba terbaik. Yakni juara ketiga untuk kategori L'Esprit (kerja sama tim dengan tim negara lain untuk menyelesaikan race) dan juara kedua dalam kategori "Rowing" (lomba dayung sejauh dua mil laut).

Keberhasilan ini sangat luar biasa mengingat betapa jauhnya perjalanan yang harus ditempuh tim dari Surabaya, Indonesia ke Bantry, Irlandia Utara. Tim Maritime Challenge, Indonesia adalah tim dari negara terjauh sekaligus satu-satunya dari Asia Pasifik. Selain itu, mereka membangun kapalnya sendiri dan melakukan persiapkan sendiri – termasuk menggalang dana sendiri –. Sebuah balasan yang pantas bagi yang sudah bekerja keras.

So, semangat kawan! Keberhasilan kalian akan menginspirasi anak-anak muda lain di negara ini.

We fight for our nation and the rediscovery of our rich maritime heritage!

Senin, 16 Juli 2012

Mempelajari BHINEKA TUNGGAL IKA dari Sumbernya


Semua orang tahu semboyan Indonesia adalah “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetap satu jua. Ketika ditanya dari mana semboyan itu berasal, saya rasa sebagian besar tahu bahwa ungkapan itu tercantum dalam kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular. Tapi, pernahkah anda membaca kitab itu? Tahukah anda apa isi kitab itu? Dan pada bagian mana Bhineka Tunggal Ika disebutkan?

Kebetulan saya punya buku itu. Kakawin Sutasoma oleh Mpu Tantular terbitan Komunitas Bumbu yang disertai terjemahan oleh Dwi Woro Retno Mastuti dan Hastho Bramantyo. Akan saya sampaikan sinopsisnya.

Berbeda dengan Negarakretagama yang merupakan catatan nyata Sang Mpu Prapanca selama mengikuti perjalanan Raja Majapahit mengelilingi kerajaan, Kitab Sutasoma sepertinya lebih bernilai sasta daripada sejarah. Bisa dibilang kitab ini adalah sekuel dari Mahabarata karena setting tempat ceritanya sama, kerajaan Hastina dan sekitarnya, dan setting waktunya sendiri jauh bertahun-tahun setelah kematian para pandawa.

Tokoh utama dalam Kakawin Sutasoma bernama Sutasoma (disebut juga Mahajina). Dia adalah putra mahkota kerajaan Hastina, lahir dari pasangan Raja Mahaketu dan Dewi Prajnyadhari. Diceritakan dia adalah titisan Batara Jina (Sang Budha) dan ketika kelahirannya mambawa berkah bagi seluruh alam. Yang sakit sembuh, orang albino mejadi tidak albino lagi, orang sakit kulit sembuh, dan seterusnya. Mirip seperti kisah kelahiran Sidharta Gautama.

Dikisahkan Pangeran Sutasoma tumbuh dewasa dengan cepat. Parasnya sangat rupawan sehingga membuat kaum hawa diseluruh kerajaan Hastina jatuh hati padanya. Namun, Sang Sutasoma tidak berminat untuk kawin. Dia tidak ingin menikah, tidak ingin menikmati kebahagiaan dunia. Bahkan tidak ingin menduduki kursi raja Hastina menggantikan ayahnya. Padahal, semua orang sudah menunggu Sutasoma naik menjadi raja karena telah tersohor bahwa dia adalah orang yang sangat pandai lagi berbudi mulia selain sebagai seorng yang rupawan. Satu-satunya keinginannya adalah untuk menjadi pertapa yang itu artinya dia akan melupakan segala urusan duniawi. Padahal, saat itu dunia sedang kisruh karena kekacauan yang dibuat raja raksasa bernama Porusada (merupakan nama dalam wujud jahatnya yang berarti penjagal manusia karena dikisahkan raja Porusada suka memakan manusia, nama aslinya Raja Ratnakanda). Dan telah diramalkan bahwa Sang Titisan Budha inilah satu-satunya yang bisa mengalahkan raksasa itu.

Sutasoma kukuh pada pendiriannya. Maka, berangkatlah ia diam-diam keluar dari kerajaan untuk bertapa di gunung Semeru.

Dalam perjalanan menuju pertapaannya, Sutasoma dibantu oleh pertapa bernama Kesawa. Dalam perjalanannya menuju gunung Semeru, Sutasoma bertemu seorang makhluk jahat berkepala gajah yang bernama Gajawaktra. Dikisahkan, Sang Sutasoma mendatangi Gajawaktra untuk memberinya peringatan agar tidak berbuat jahat lagi. Gajawaktra marah, dia hendak menyerang Sutasoma. Tapi, seketika dia dikalahkan oleh Sutasoma dan akhitnya ia bertobat. Selanjutnya, berturut-turut hal yang sama terjadi pada Nagaraja, seekor naga, dan Ratu Macan. Mereka semua bertobat dan menjadi murid dari Sutasoma.

Setelah sampai di pertapaannya, Sutasoma bertapa sendirian. Beragam cobaan didapatkannya, namun semua dapat dilaluinya. Diceritakan bahwa para dewa di kayangan tidak rela Sutasoma menjadi pertapa. Mereka ingin agar Sang Titisan Budha naik takhta, menjadi raja, memimpin dunia, dan memerangi angkara sehingga damailah seluruh dunia. Untuk itu, dikirimlah dewi-dewi cantik untuk menggoda Sutasoma agar dia terbangun dari tapanya.

Tapi, Sutasoma teguh dalam pertapaannya. Dewi-dewi cantik yang menggodanya tidak dia hiraukan. Hingga akhirnya Dewa Indra yang turun tangan. Dewa Indra menjelma menjadi seorang perempuan yang sangat cantik. Ratusan kali lebih cantik dari dewi tercantik di Kayangan. Namun, Sutasoma tetap teguh. Ia tidak tertarik sama sekali dengan godaan-godaan yang di lancarkan perempuan cantik penjelmaan Indra.

Merasa yang ia lakukan percuma, Indra kembali ke wujud aslinya. Lalu, ia memohon agar Sutasoma membatalkan tapanya. Ia memohon agar Sutasoma berbelas kasih pada seluluh dunia yang akan sengsara jika Sutasoma menjadi pertapa. Jika Sutasoma menjadi pertapa, maka kejahatan tidak ada yang bisa memerangi. Akhirnya, dunia jatuh pada kegelapan dan kesengsaraan. Dengan cara ini, akhirnya Sutasoma bersedia mengakhiri tapanya.

Setelah mengakhiri tapanya, Sutasoma kembali ke kerajaan Hastina. Dalam perjalanan pulangnya, ia melewati Negeri Kasipura, kerajaan milik saudara sepupunya Raja Datraputra. Raja Datraputra disebit pula Raja Dasabahu karena saat bertarung bisa berubah wujud menjadi bertangan sepuluh. Lalu, Sutasoma dinikahkan dengan adik bungsu Raja Dasabahu yang bernama Candrawati. Sutasoma dan Candrawati menikah di sebuah pulau yang sangat indah bagaikan syurga.

Setelah pernikahan itu, Sutasoma pulang ke Hastina dan naik takhtalah ia.

Sementara itu, di tempat lain, dikisahkan Raja Porusada, Sang Raja Raksasa tengah terluka parah dan hampir mati. Lalu, ia memohon pada Batara Kala agar ia disembuhkan. Sebagai gantinya, ia bernazar akan mempersembahkan seratus raja manusia untuk santapan Batara Kala. Permohonan Porusada dikabulkan. Seketika ia sembuh. Setelah itu, mulailah ia berburu raja manusia untuk dipersembahkan hidup-hidup pada Batara Kala.

Porusada menyebabkan banyak perang. Seluruh dunia dibuatnya geger.

Singkat cerita, seratus orang raja telah dikumpulkan Raja Porusada untuk dipersembahkan pada Kala. Tapi, Batara Kala menolaknya. Ia mengatakan bahwa raja-raja itu tidak patut untuk menjadi santapannya. Sebagai gantinya, ia menginginkan raja Hastina. Batara Kala ingin agar Porusada mempersembahkan Raja Sutasoma untuk menjadi santapannya.

Maka, berangkatlah Porusada dengan membawa pasukan dan raja-raja bawahannya berperang ke Hastina.

Dengan cepat, berita itu sampai ke Hastina. Mendengar bahwa Kala menginginkan dirinya, Sutasoma berniat untuk menyerahkan diri. Hal itu demi menghindari jatuhnya korba jika sampai Porusada membawa pasukannya merusak kerajaan. Namun, para kesatria dan raja-raja bawahannya tidak rela. Terutama adalah sang Mahapatih Jayapati dan sepupu raja sendiri, Raja Dasabahu. Maka, berangkatlah pasukan Hastina dengan dipimpin mereka menemui pasukan Raja Porusada dalam perang.

Diceritakan, perang sangat dahsyat. Perang terjadi siang dan malam karena di malam hari, kobaran api menyala terang bagaikan siang. Korban yang jatuh jutaan dari kedua belah pihak. Pada hari0hari terakhir, Mahapatih Jayapati dan Raja Dasabahu juga ikut gugur di medan laga.

Akhirnya, Raja Sutasoma turun sendiri ke medan perang dengan mengendarai keretanya. Keajaiban terjadi mengiringi kedatangan Sang Raja Titisan Budha. Ketika ia lewat, segala kerusakan hilang. Pohon-pohon yang terbakar hijau kembali. Prajurit-prajurit yang mati hidup kembali baik manusia maupun raksasa. Termasuk Mahapatih Jayapati dan Raja Dasabahu juga hidup kembali. Raja Sutasoma mendatangi Porusada untuk menyerahkan diri. Ia rela dirinya dipersembahkan pada Batara Kala asalkan Porusada tidak melanjutkan perang yang akan membawa banyak kesusahan.

Namun, Porusada yang tidak mengetahui hal itu berniat menyerang Sutasoma. Ia mengeluarkan aneka macam senjatanya yang sangat ampuh untuk menyerang Rutasoma. Tapi, semuanya tidak mempan. Akhirnya, ia merubah wujudnya menjadi Kalagnirudra yang sangat menakutkan. Ia seperti hendak menghancurkan dunia.

Melihat hal itu, Para dewa menjadi takut. Lalu, mereka turun dan memelas pada Porusada:
“Tuanku, engkau adalah guru kami. Janganlah melakukan hal ini! Punyailah belas kasih pada makhluk-makhlukmu yang hancur sebelum berakhirnya zaman(yuganta).
Meskipun keberanianmu dilipatkan seribu kali, karena engkau hendak mengalahkan raja Hastina, mustahil engkau bisa melakukannya. Meskipun dia seorang raja, namun beliau adalah titisan Buddha. Dan tidak ada perbedaan antara Hyang Buddha dan Hyang Siwa, raja para dewa.
Konon dikatakan bahwa Wujud Buddha dan Siwa itu berbeda. Mereka memang berbeda. Namun, bagaimana kita bisa mengenali perbedaannya dalam selintas pandang. Karena kebenaran yang diajarkan Buddha dan Siwa itu sesungguhnya satu jua. Mereka memang berbeda-beda. Namun, pada hakekatnya sama. Karena tidak ada kebenaran yang mendua. (Bhineka Tunggal ika tan hana Dharma Mangrwa)**

Namun, kemurkaan Porusada tidak mereda. Akhirnya, para dewa memohon pada Sutasoma agar memusnahkan kemurkaan Porusada. Sutasoma mengabulkannya. Ia mengeluarkan senjata bajra yang bersinar terang seperti matahari. Sinarnya menerangi Porusada. Dan, seketika, hilanglah keangkaraan Porusada. Ia menjadi jinak, terjernihkan hatinya.

Setelah Porusada menjadi baik, ia memohon maaf pada Sutasoma. Ia mengaku bahwa sesungguhnya ia hanya terpaksa demi menuruti keinginan Batara Kala karena terikat janji. Ia juga memohon agar Sutasoma mengurungkan niatnya menyerahkan diri pada Batara Kala. Namun, Sutasoma menolak. Ia meminta agar Porusada mengantarkannya kepada Batara Kala. Ia harus menyerahkan dirinya agar bisa menyelamatkan seratus orang raja yang tengah disekap di kediaman Kala. Dengan berat hati, Porusada mengantarkannya.

Sesampainya di kediaman Batara Kala, Sutasoma langsung menemui Batara Kala dan mengatakan bahwa ia siap di santap sang Kala asalkan seratus orang raja yang telah dia sekap dibebaskan. Batara Kala menyetujuinya. Ia melepaskan seratus orang raja dan hendak menelan Sutasoma.

Tapi, ketika Kala mulai memasukkan Sutasoma ke dalam mulutnya, ketika tubuh Sutasoma menyentuh pangkal tenggorokan Kala, Kala berhenti menelan. Kejahatan dalam diri Kala telah hilang oleh kesucian hati Sutasoma. Sutasoma menyuruh Kala untuk meneruskan menelannya. Tapi, Kala malah urung menelan Sutasoma. Lalu, dia mengatakan bahwa sesungguhnya ia tidak bermaksud menyantap Sutasoma. Ia mnyuruh Porusada membawa Sutasoma padanya sebenarnya karena mendengar kemasyhuran Sutasoma dalam menjernihkan kejahatan yang ada dalam diri seseorang.

Sejak itu, Batara Kala bertobat. Ia melakukan tapabrata hingga akhirnya berwujud kembali sebagai Hyang Pasupati. Raja Ratnakanda/Porusada juga melaksanakan tapa dengan mengajak banyak raksasa lain. Sejak itu, raksasa tidak lagi berbuat jahat. Dunia aman sejahtera. Raja Ratnakanda akhirnya menjadi pengawal Buddha di Jinalaya. Dia tidak lagi berwujud raksasa.

Demikian kisah yang diceritakan pada Kitab Sutasoma. Yang perlu diperhatikan kitab ini adalah kitab yang ditulis Mpu Tantular untuk menjembatani perbedaan keyakinan antara penganut Hindu dan Budha pada masa kerajaan Majapahit. Karena itu, kalimat Bhineka Tunggal Ika tan Hana Dharma Mangrwa” lebih ditujukan untuk tidak membeda-bedakan antara agama Hindu dan Budha. Sedangkan Bhineka Tunggal Ika yang kita anut sebagai Bangsa Indonesia pengertiannya lebih diperluas. Bhineka Tunggal Ika yang kita anut ialah mengajarkan untuk menghormati setiap perbedaan yang ada pada bangsa ini. Perbedaan suku, agama, bahasa induk, budaya, dan lain-lain. Biarpun berbeda, kita tetap satu, Bangsa Indonesia.

*    Sumber: Buku Kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular, penerjemah Dwi Woro Retno Mastuti dan Hastho Bramantyo, penerbit Komunitas bambu, Jakarta, 2009
** Bagian yang berhuruf merah adalah kutipan langsung dari buku sumber halaman 503 baris ke 20-27 diteruskan halaman 505 baris 1-7.