Nama Selo akhir-akhir ini marak dibicarakan. Di Surabaya,
baru-baru ini Selo diarak di jalan-jalan bersama dengan Ahmadi dan Levina. Selo
adalah nama salah satu prototype mobil
listrik nasional,
Pada posting kali ini, saya tidak akan panjang-panjang membahas mengenai proyek mobnas listrik pemerintah itu. Saya hanya akan membahas nama Selo.
Selo? Nama apa itu sebenarnya? Apa hubungannya dengan mobil listrik?
Saya tidak bisa memastikan apa yang ada di benak pencipta ketika memberimobil itu dengan nama Selo. Tapi, dalam buku sejarah Jawa, pada zaman kerajaan Demak pernah dikenal seorang tokoh kenamaan bernama Ki Ageng Selo.
Mungkin agak kontrifersial. Tapi, bisa saya katakan Ki Ageng
Selo adalah ilmuwan Jawa pertama (yang tercatat dalam sejarah) yang menemukan
baterai listrik.
Hah??? Serius???
Sekali lagi, memang saya akui pernyataan saya barusan itu
kontrofersial. Tapi, memang itulah yang saya dapatkan setelah menerjemahkan
pesan tersirat yang ada di buku Babad Tanah Jawi.
Pada terjemahan Babad Tanah Jawi yang diterbitkan penerbit
Narasi, bab “Ki Ageng Selo Menangkap Petir” (hal. 58) tertulis:
Kembali ke cerita sebelumnya, ketika Kanjeng Sultan masih berkuasa di
Demak, waktu itu Ki Ageng Selo sedang pergi ke sawah membawa cangkul dalam
keadaan hujan. Saat itu menjelang ashar, setibanya di sawah terus mencangkul.
Baru memperoleh tiga cangkulan lalu ada kilat datang dalam rupa seorang
laki-laki. Kyai Ageng tahu bahwa kilat harus segera ditangkap. Kilat itu
berbunyi menggelegar. Ki Ageng kukuh memegangnya. Kilat lalu diikat,
diserahkan ke Demak. Kilat lalu dipenjara besi. Sang Prabu lalu memberi
perintah, kilat itu tidak diperkenankan diberi air. Orang-orang Demak besar
kecil semua ingin melihat. Lalu ada seorang perempuan tua memberi air dengan
tempurung. Ia adalah istri dari kilat yang dipenjara itu. Kilatdi dalam penjara
setelah menerima air itu lalu berbunyi menggelegar, penjara besi hancur
seketika, kedua kilat hilang bersama.
|
Memang dalam kutipan itu, tidak secara langsung dijelaskan
bahwa Ki Ageng Selo menemukan baterai listrik. Lebih dari itu, cerita tersebut
terkesan mistis. Tapi, memang begitulah biasanya sebuah catatan kuno.
Kelihatannya mistis. harus dibedah dengan pemahaman yang tepat, baru akan
ditemukan pesan sesungguhnya.
Dan hasil pembedahan saya adalah:
Pada masa Demak, Ki Ageng Selo berhasil membuat sebuah baterai
listrik. Bagian tertentu dari baterai tersebut terbuat dari logam, karena itu
dalam kutipan Babad Tanah Jawi disebutkan kilat dipenjara besi. Lalu, Ki
Ageng Selo memamerkan penemuannya pada Sultan Demak.
Sebagaimana suatu benda yang bermuatan listrik, maka baterai itu
tidak boleh sampai basah. Maka, tersebutkah dalam Babad Tanah Jawi bahwa sang
Prabu memerintahkan agar si kilat tidak diperkenankan diberi air. Tapi, suatu
ketika baterai Ki Ageng Selo terkena air. Dan sebagaimana benda listri
terkena air, benda itu mengalami konsleting hingga menimbulkan suara letusan
dan percikan api. Kejadian konsleting itu disiratkan Babad Tanah Jawi melalui
kisah seorang perempuan tua memberi air dengan tempurung. Karena diceritakan
bunyi tersebut menggelegar, itu juga sekaligus menjadi pertanda bahwa baterai
ciptaan Ki Ageng Selo adalah baterai dengan muatan listrik cukup tinggi.
|
Percaya tidak percaya, terserah anda. Tapi, bagi saya ini
sangat masuk akal.