Kapan, ya, penyelenggaraan pemilu
bisa jujur dan adil? Tampaknya masih jauh. Itu jika aku mengamati dari penyelenggaraan
pemilihan umum yang paling kecil. DI lingkup Desa. Di desaku sendiri, Desa
Sambungrejo, Sukodono, yang baru perlangsung kemarin (2 Juni, red).
Politikuang rupanya masih tidak
dapat dihindari. Bahkan kelihatannya masih mustahil untuk dihapus dalam waktu
setidaknya satu generasi mendatang. Pasalnya, uang pesangon masih menjadi
barang wajib untuk diberikan kepada pemilih. Jika tidak ada itu, dipastikan
calon kepala desa itu hanya akan menjadi hiasan di lembar suara.
“Mboten saget, nriki niku sampun
kedik, timbang sing liya-liya,” ucap salah satu ibu-ibu warga desa dalam bahasa
Jawa yang artinya, “Tidak bisa (menghapus politik uang), di sini (Desa
Sambungrejo) sudah sedikit (uang pesangonnya), dibandingkan di tempat lain.”
Yah, sebenarnya memang bukan
salah politikus yang mencalonkan diri, pasalnya memang kebanyakan warga pergi
memberikan suaranya adalah demi mendapat uang pesangon tersebut yang jumlahnya
50 ribu rupiah. Tidak besar memang. Menurut ibu tadi di desa lain bahkan bisa
lebih besar. Tapi bagi warga, yang namanya barang gratis, jangankan 50 ribu,
seribu perak pun pasti senang. Karena gratis.
Yang jongos, tentu kandidat calon
kepala desanya. Coba kita hitung. Pilkades kemarin, kandidat yang menang
mendapatkan suara 1310. Kalikan 50 ribu. 1310 x 50.000 = 65.500.000
65 juta setengah. Itu hanya untuk
pesangon. Belum untuk kebutuhan kampanye yang lain. Spanduk, selebaran,
foto-foto, tim sukses, bancaan, dsb.
Bisa lebih dari seratus juta. Itu hanya untuk lingkup kepala desa.
Gaji kepala desa itu berapa, sih?
Kalau modal untuk mencalonkan diri saja sudah sebegitu besar, apa bisa balik
modal?
Kalau sudah begitu, dari situ,
kan, berangkatnya korupsi? Kalau begitu, tidak berarti apa-apa, kan 50 ribu
yang didapatkan warga dibandingkan apa yang akan direbut darimereka nanti?
Kita sama-sama berharap pemilihan
umum akan menjadi lebih baik lagi kedepannya. Generasi ini mungkin sudah
terlalu sulit dirubah. Generasi ke depan, harus lebih baik. Mulai dari diri
sendiri, mulai dari hal kecil, mulai dari sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar