Diskusi Warung Kopi (dot) Blogspot (dot) com

Diskusi Warung Kopi (dot) Blogspot (dot) com

Minggu, 02 Juni 2013

Berkaca dari Pilkades Desa Sambungrejo

Kapan, ya, penyelenggaraan pemilu bisa jujur dan adil? Tampaknya masih jauh. Itu jika aku mengamati dari penyelenggaraan pemilihan umum yang paling kecil. DI lingkup Desa. Di desaku sendiri, Desa Sambungrejo, Sukodono, yang baru perlangsung kemarin (2 Juni, red).

Politikuang rupanya masih tidak dapat dihindari. Bahkan kelihatannya masih mustahil untuk dihapus dalam waktu setidaknya satu generasi mendatang. Pasalnya, uang pesangon masih menjadi barang wajib untuk diberikan kepada pemilih. Jika tidak ada itu, dipastikan calon kepala desa itu hanya akan menjadi hiasan di lembar suara.

“Mboten saget, nriki niku sampun kedik, timbang sing liya-liya,” ucap salah satu ibu-ibu warga desa dalam bahasa Jawa yang artinya, “Tidak bisa (menghapus politik uang), di sini (Desa Sambungrejo) sudah sedikit (uang pesangonnya), dibandingkan di tempat lain.”

Yah, sebenarnya memang bukan salah politikus yang mencalonkan diri, pasalnya memang kebanyakan warga pergi memberikan suaranya adalah demi mendapat uang pesangon tersebut yang jumlahnya 50 ribu rupiah. Tidak besar memang. Menurut ibu tadi di desa lain bahkan bisa lebih besar. Tapi bagi warga, yang namanya barang gratis, jangankan 50 ribu, seribu perak pun pasti senang. Karena gratis.

Yang jongos, tentu kandidat calon kepala desanya. Coba kita hitung. Pilkades kemarin, kandidat yang menang mendapatkan suara 1310. Kalikan 50 ribu. 1310 x 50.000 = 65.500.000

65 juta setengah. Itu hanya untuk pesangon. Belum untuk kebutuhan kampanye yang lain. Spanduk, selebaran, foto-foto, tim sukses, bancaan, dsb. Bisa lebih dari seratus juta. Itu hanya untuk lingkup kepala desa.

Gaji kepala desa itu berapa, sih? Kalau modal untuk mencalonkan diri saja sudah sebegitu besar, apa bisa balik modal?

Kalau sudah begitu, dari situ, kan, berangkatnya korupsi? Kalau begitu, tidak berarti apa-apa, kan 50 ribu yang didapatkan warga dibandingkan apa yang akan direbut darimereka nanti?

Kita sama-sama berharap pemilihan umum akan menjadi lebih baik lagi kedepannya. Generasi ini mungkin sudah terlalu sulit dirubah. Generasi ke depan, harus lebih baik. Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil, mulai dari sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar