Diskusi Warung Kopi (dot) Blogspot (dot) com

Diskusi Warung Kopi (dot) Blogspot (dot) com

Kamis, 11 Oktober 2012

Bisakah SBY jadi yang pertama?


Menginjak bulan ini, menginjak tiga tahun Pak SBY  menjalani masa jabatan periode keduanya sebagai presiden RI. Artinya, telah delapan tahun sejak pertama beliau menjabat presiden. Dan tinggal dua tahun lagi.  Lalu, beliau akan turun kursi.

Selama delapan tahun ini, telah banyak prestasi yang ditorehkannya. Dalam bidang ekonomi, Indonesia kini telah masuk G20. Dengan menjadi negara penghasil PDB terbesar ke16 se dunia. Pertumbuhan ekonomi nasional 6,4% dan pendapatan perkapita US$ 4.000.  Dalam bidang budaya, pemerintahannya telah berhasil memperjuangkan batik agar diakui sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia dan kini telah menjadi populer di seluruh dunia. Komodo masuk sebagai 7 wonders of nature. Dalam urusan militer, Presiden SBY telah mencanangkan MEF (minimum Esensial Fors) atau kekuatan pokok minimum, sehingga kini kekuatan militer Indonesia suadah mulai dihormati lagi oleh negara kawasan. Setidaknya, jiran utara sudah tidak banyak ulah lagi beberapa tahun ini. Masih dalam bidang militer, revitalisasi BUMN industri strategis dilakukan. Hasilnya, kini berbagai alutsista dengan teknologi menengah sudah bisa diproduksi dalam negeri. Yang tak kalah penting, dalam masa jabatannya lah, lembaga antikorupsi (KPK) bisa dibentuk dan terus dilindungi. Sebagai catatan, presiden-presiden sebelumnya pernah membentuk badan-badan semacam KPK, namun gagal melaksanakan tujuan hingga akhirnya dibubarkan. Misalnya KPKPN pada masa Habibie, dan TGPTKP pada masa Gus Dur.

Urusan hubungan luar negeri jangan ditanya lagi. Indonesia telah menunjukkan kewibawaannya dengan berhasil memediatori perdamaian antara Thailan dan Kamboja dalam sengketa milayah. Denagn politik Millions Friends, Zero Enemy, Indonesia menjadi makin bebas dan aktif dalam berbagai urusan internasional.

Memang masih banyak tantangan yang harus diperjuangkan.  Swasembada beras, daging, garam, gula, dan kedelai. Melanjutkan revormasi pendidikan dan birokrasi. Penyelesaian separatisme di Pulau Irian. Dan lain-lain, lah.

Namun, yang menjadi satu tantangan lagi, khusus bagi SBY adalah, ‘Bisakah beliau jadi yang pertama?’ Pertama dalam hal apa? Maksud saya adalah pertama sebagai presiden Indonesia yang naik dan turun kursi jabatan tanpa kisruh.

Perlu diingat bahwa sampai presiden kemarin, Megawati yang presiden ke lima itu, belum ada presiden Indonesia yang naik dan turun kursi jabatan tanpa kisruh. Sukarno sebagai presiden pertama tentu diangkat dengan kisruh yang luar biasa karena harus melaui perjuangan berdarah-darah melawan penjajah. Turunnya pun harus melalui kisruh luar biasa  oleh demonstrasi mahasiswa. Presiden Suharto pun naik dengan memanfaatkan suasana kisruh itu. Dan karma terjadi. Beliau diturunkan dengan cara yang hampir sama. Habibie naik kursi setelah Suharto terpaksa turun jabatan. Dan mengakhiri jabatan dengan pidato pertanggungjawaban yang ditolak oleh DPR.

Gus Dur barangkali bisa diangga sebagai presiden pertama yang memulai masa jabatan dengan pemilu yang damai. Tapi, beliau terpaksa turun setelah kursinya digoyang oleh elit politik yang tidak sejalan dengannya. Dengan kata lain, diturunkan dengan kisruh. Sebaliknya dengan Bu Mega. Beliau turun dengan aman, tapi diangkat dengan kisruh.

Mampukah SBY menjadi yang pertama? Jika beliau bisa menunaikan tugasnya sampai 2014 dan melakukan transisi pemerintahan dengan damai, maka beliaulah yang pertama. Dan jika itu terjadi, sesungguhnya itu bukan cuma prestasi beliau. Namun juga menjadi prestasi seluruh Bangsa Indonesia. Bahwa Bangsa Indonesia sudah dewasa dan memiliki kestabilan politik. “Amin!”

Rabu, 10 Oktober 2012

Mobnas Listrik dan Tamparan Balik dari Insinyur


Prototype mobnas lisrik kedua dari lima yang akan dibuat akan segera muncul. Mobil mewah sekelas ferrari. Buatan Insinyur lulusan ITS dengan gelar Doktor dari Michigan bernama Danet Suryatama. Ini dia penampakannya.

Mobnas listrik kelas ferrari buatan Danet Suryatama
Mobil mewah yang dibandrol Rp 1,5 milyar ini saat ini masih menjalani tes di Yogyakarta.

Sebelum ini,  purwa rupa mobnas listrik pertama yang merupakan type citycar juga sudah mendahului. Mobil itu sempat menjadi buah bibir di berbagai media lantaran sudah dipakai oleh mentri BUMN Dahlan Iskan dalam berbagai kesempatan. Mobil citycar yang dicat hijau itu adalah karya Dasep Ahmadi yang lulusan ITB.

Mobnas listrik kelas citycar buatan Dasep Ahmadi

“Inilah tamparan balik dari insinyur-insinyur Indonesia!”
Menurut saya, itulah kalimat yang cocok untuk menggambarkan hal ini. Kita tentu masih ingat beberapa waktu lalu, SMK di Surakerta memperkenalkan mobil karya mereka yang diberi nama Esemka Rajawali. Bahkan mobil itu kini sudah mulai diproduksi masal. Inilah bukti bahwa ‘SMK BISA!’

Hal itu tentu menjadi tamparan keras bagi insinyur-insinyur teknologi Indonesia. Apakah institutut-institut teknologi yangbesar-besar, banyak mahasiswanya, lagi mahal biayanya itu tidak bisa membuat mobil nasional? Karena sesungguhnya mobnas adalah impian negara ini dari berpuluh-puluh tahun yang lalu. Apakah biar anak SMK saja yang menjawab impian ini, sementara para insinyur hanya melihat?

Dalam kasus SMK itu, barangkali bukan cuma Insinyur yang tertampar. Jokowi juga sukses menampar pemerintah pusat. Sebagai walikota Surakerta saat itu, dia bisa memfasilitasi mobil ESEMKA itu sampai akhirnya bisa diproduksi masal.

Insinyu-insinyur kita tentunya tuidak ingin kalah dari Anak SMK. Presiden juga tidakmau kalah dengan Jokowi. Untuk itu, roadmap mobnas listrik pun dibentuk. Untuk meluncurkan konsep mobil yang lebih canggih dari mobil ESEMKA. Lebih irit dan lebih ramah lingkungan. Yang tidak lagi menggunakan BBM sehingga tidak akan membebani APBN untuk memberikan subsidi.

Memang jalan masih panjang untuk mobil listrik ini. Diperkirakan, 2017 baru akan bisa sampai di tahap produksi masal. Tapi, yakinlah bahwa bukan cuma anak SMK dan pemkot Surakerta saja yang bisa. “INSINYUR BISA!” “INDONESIA BISA!”