Diskusi Warung Kopi (dot) Blogspot (dot) com

Diskusi Warung Kopi (dot) Blogspot (dot) com

Senin, 25 Februari 2013

Belajar dari Kamalagyan untuk Kasus Banjir Jakarta



Ketika membuat posting ini saya sedang berada di Musium Mpu Tantular, Sidoarjo. Tepatnya di pendoponya, di mana tiruan prasasti Kamalagyan dipamerkan.

Prasasti yang ditemukan di desa Tropodo, Krian, Sidoarjo dan ditulis pada 959 Saka atau 1037 Masehi itu berisi tentang pemberian anugerah sebagai daerah bebas pajak bagi Desa Kamalagyan. Hal itu dikarenakan warga desa tersebut mendapatkan tugas untuk menjaga bendungan Waringin Sapta oleh Raja Airlangga. Bendungan itu sendiri dibangun untuk membagi aliran Sungai Brantas menjadi tiga agar tidak menyebabkan banjir pada daerah kawasan pertanian di sekitar Sungai Brantas.

Itu tadi menunjukkan cara Raja Airlangga untuk mengatasi banjir.

Saya cuma sekedar lempar sebuah gagasan. Silahkan dikaji lagi apakah bisa diterapkan atau tidak. Jika Raja Airlangga membebaskan pajak desa Kamalagyan untuk menugaskan warga desa mencegah banjir kiriman, bagaimana kalau hal serupa diterapkan di Bogor?

Sudah umum diketahui bahwa banjir di Jakarta sebenarnya adalah kiriman dari puncak Bogor. Bagaimana kalau pemerintah kota Bogor diberi kesempatan untuk tidak memberikan setoran uang pajak atau PAD apapun pada pusat dengan satu persyaratan, yaitu: Hentikan kiriman banjir ke Jakarta!

Bisa, tidak, ya?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar