Diskusi Warung Kopi (dot) Blogspot (dot) com

Diskusi Warung Kopi (dot) Blogspot (dot) com

Minggu, 17 Juni 2012

Antara Pemimpin dan Pimpinan


Permasalahan perbedaan antara dua kata ini pertama kali saya dengar adalah ketika saya mengikuti sebuah pelatihan berjudul LKMM praTD (Latihan Kepemimpinan dan Managemen Mahasiswa praTingkat Dasar) di sebuah institusi pendidikan. Saat itu trainer bertanya; apa perbedaan pemimpin dan pimpinan.
Ketika itu, trainer mencontohkan perbedaan keduanya lebih kurang sebagai berikut:

“Pada sebuah rapat yang dipimpin oleh seorang kepala, salah satu anggota rapat meninggalkan rapat untuk pergi ke kantin karena rapat membosankan. Lalu, anggota-anggota yang lain mengikutinya pergi ke kantin sehingga tidak ada yang mengikuti rapat.”

Dalam contoh ini, kepala yang yang memimpin rapat adalah pimpinan, sedangkan orang yang pergi ke kantin pertama kali dan diikuti teman-temannya itu adalah pemimpin. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain (terlepas baik atau buruknya), sedangkan pimpinan tidak lebih hanya jabatan secara struktural saja.  Kesimpulannya, pimpinan tidak selalu seorang pemimpin dan untuk bisa menjadi pemimpin tidak harus menjadi pimpinan.
Ketika pertama menerima materi ini, saya sangat senang. Saya menganggapnya sebagai pengetahuan baru yang sangat menarik dan saya memegang pemahaman ini hingga beberapa lama.
Sampai kemudian, karena suatu hal, saya Out dari institusi tadi dan masuk pendidikan lain yang berkenaan dengan mempelajari Bahasa Indonesia. Sebuah perkuliahan di kelas semantik menyadarkan saya sesuatu.
Begini penjelasannya:
Kata ‘pemimpin’ dan ‘pimpinan’ sama-sama berasal dari kata dasar ‘pimpin’. Yang membedakan adalah; pada kata ‘pemimpin’, bentuk dasar ‘pimpin’mendapat afiks berupa awalan ‘pe-‘; pada kata ‘pimpinan’, bentukdasar ‘pimpin’ mendapat afiks berupa akhiran ‘-an’.

Lha terus, apa masalahnya?

Pada kata ‘pemimpin’ memang tidak ada masalah. Masalahnya ada pada kata ‘pimpinan’.
Awalan ‘pe-‘ dalam Bahasa Indonesia berarti ‘orang yang me-’. Berarti kata ‘pemimpin’ memiliki arti ‘orang yang memimpin’. Tidak ada masalah dalam hal ini. Arti yang berdasarkan TBBI sesuai dengan pengertian sehari-hari ataupun dengan penjelasan trainer di atas.
Sedangkan, pada kata ‘pemimpin’ dalam keseharian maupun dalam penjelasan trainer di atas dipahami sebagai ‘orang yang berkedudukan sebagai atasan’ atau ‘orang yang memimpin’. Padahal, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,  akhiran ‘-an’ berarti:

sufiks pembentuk nomina 1 hasil tindakan: buatan; catatan; didikan; 2 yg biasa dikenai tindakan; yg di-: makanan; bacaan; 3 tempat; lokasi: kubangan; pangkalan; tepian; awalan; 4 alat untuk mengukur atau menghitung: meteran; timbangan; 5 hal atau cara: tembakan.

(KBBI ofline versi 1.3 by Ebda Setiawan; mengacu pada KBBI Daring(edisi III) diambi dari http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ yang sekarang berganti http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/)

Artinya, kata ‘pimpinan’ seharusnya memiliki arti:
1.      Hasil tindakan memimpin, atau
2.      Orang yang dipimpin, atau
3.      Tempat; lokasi memimpin, atau
4.      (saya rasa pengertian keempat tidak bisa dipakai)
5.      Hal atau cara memimpin

Intinya, keempat makna itu menunjukkan bahwa kata ‘pimpinan’ mengacu pada obyek yang dikenai ‘pimpin’. Dengan demikian, jika ada kata:
1.      Perusahaan ini maju karena pimpinan saya; berarti ‘perusahaan ini maju karena hasil kerja saya memimpin’.
2.      Dia pimpinan saya; berarti ‘dia adalah orang yang saya pimpin/bawahan saya'.

Sesuatu yang mungkin sebagian dari kita tidak memahami sebelumnya.

Saya menulis ini bukan berarti saya mencela atau mengolok-olok trainer saya yang saya sebutkan di atas. Saya tetap berterim kasih atas pelatihan yang dia berikan.Saya tetap sangat menghormati ajarannya kerena pelatihan itu bagi saya sangat mengesankan. Hanya saja, sebagai Bangsa Indonesia; Yuk, kita amalkan Bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah yang benar. ‘Pimpinan’ bukan berarti orang yang berkedudukan sebagai atasan secara sruktural, tapi justru yang berkedudukan di bawah.

Semoga dengan ini tidak ada lagi yang membandingkan kata ‘pemimpin’ dengan ‘pimpinan’ sebagai sebuah sinonim. Mereka adalah antonim.

*(Tulisan ini dibuat berdasarkan ilham yang saya dapatkan dari perkuliahan dari Bapak Drs. Yarno. Saya Ucapkan terima kasih spesial untuknya.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar