Malam ini saya mendapat SMS dari komting angkatan saya tentang
instruksi untuk mengikuti aksi demo menolak RUU ORMAS. SMS itu juga menyebutkan
bahwa instruksi tersebut berasal dari PP (kagak tau juga yang dimaksud PP apa;
PP Muhammadiyahkah? Atau PP apalah? Gak jelas) diteruskan pada Dekan Fakultas,
baru kemudian Dekan menginstruksikan mahasiswanya.
Well! Lalu, apa pendapat
saya? Punya unek-unek apakah saya sehingga saya perlu membuat tulisan ini?
Ya, tentu saya punya sesuatu yang ingin saya ungkapkan. So, this is it!
Hal pertama yang terpikirkan oleh saya saat menerima sms itu adalah: apa itu RUU ORMAS? Lalu, bagaimana isinya? Kemudian, mengapa PP (sekali lagi saya tegaskan
saya tidak tahu yg dimaksud dgn PP ini PP apa) saya ulangi lagi mengapa PP bermaksud melakukan penolakan
terhadap RUU ini?
Dan jawaban dari semua pertanyaan itu adalah SAYA TIDAK TAHU.
JDANG! GLODAK! PLAKK! PYAR! Dst... hehe...
Kalau mau tahu bukannya cukup pasang modem, trus tanya mbah google
saja, ya? iya, sih, tapi...
Tapi, pertanyaan saya yang selanjutnya, ketiga dan keempat, membuat
saya memutuskan TIDAK AKAN MENGIKUTI INSTRUKSI ITU tanpa pertimbangan lebih
lanjut.
Ini dia pertanyaan ketiga: APAKAH
SEMUA MAHASISWA YANG MENERIMA INSTRUKSI TERSEBUT SUDAH MENGETAHUI DAN PAHAM
ATAS ISI RPP ORMAS ITU? Jawabannya jelas. Saya yakin 100%, yakin
seyakin-yakinnya bahwa pasti jawabannya TIDAK, biar lebih mantep lagi saya
tambahkan, saya yakin yang tahu soal RUU ORMAS itu kurang dari 50% bahkan kurang
dari 25% atau mungkin Cuma satu dua orang saja yang tahu seluk beluk isi RUU ini.
Yang agak banyak mungkin orang-orang sotoy yang gak pernah baca isi RUU ini,
tapi mengaku-aku tahu gara-gara termakan omongan media. Padahal sebenarnya
mereka juga gak tahu apa-apa. Selebihnya..., ya, seperti saya ini, yang tidak
tahu apa-apa.
Pertanyaan selanjutnya, KALAU YANG DIBERI INSTRUKSI INI SAJA TIDAK
TAHU SOAL RPP ORMAS ITU, LANTAS APA MOTIVASI PP, BAHKAN DEKAN, MEMBERIKAN
INSTRUKSI INI? Untuk apa, pak? Cuma buat rame-ramean? Buat memperkuat barisan
pukul anda? Untuk membela kepentingan bapak?
Okelah, anggap saja (sekalilagi, anggap saja..., anggap saja...., coz
saya tidak tahu apa-apa soal RUU ini) anggap saja RUU ini memang sesuatu yang
busuk dan pantas di tolak sampai berdarah-darah. Tapi, tetap saja perilaku PP
dan Dekan memberikan instruksi semacam itu terhadap orang gak tahu apa-apa
adalah sebuah PEMBODOHAN. Lebih tepatnya PEMBODOHAN MAHASISWA karena penerima
instruksi ini adalah mahasiswa. Bagaimana tidak pembodohan namanyakalau kita
yang tidak tahu apa-apa disuruh melakukan ini itu yang tidak tahu tujuannya
apa?
Kalau memang PP dan Dekan ingin mengajak mahasiswa lebih kritis dan
peduli terhadap persoalan bangsa, harusnya mereka terlebih dulu melakukan
sosialisasi. Sebar pamflet, lah! Pasang Mading, lah! Atau apa yang lainnya yang
berisi informasi tentang APA ITU RUU ORMAS? APA ISI RUU YANG MAU MEREKA TOLAK
ITU? (secara utuh, harus secara utuh tanpa ada tembahan dan pengurangan agar
penerima informasi bisa berpikir menurut opini mereka masing-masing, bukan
tergiring opini yang dibuat PP atau Dekan) Kemudian baru, MENGAPA MENURUT
MEREKA RUU INI PERLU DIGAGALKAN? Gituuu... Gak njelalah malem-malem sms terus nyuruh-nyuruh besok buar atur
barisan kayak gini. Kayak komandan pasukan semut ajah.
Jika hal-hal di atas sudah dilakukan, baru itu namanya menggerakkan
massa secara cerdas dan mencerdaskan. Sehingga massa yang berdemo tidak akan
hanya menjadi sekedar boneka yang digerakkan oleh para pemangku kepentingan
itu. Dan pada akhirnya, di kali lain mahasiswa-mahasiswa itu akan menjadi
orang-orang yang tidak akan mudah terprovokasi dan terbiasa sekedar ikut-ikutan
ini itu tanpa memikirkan mengapa mereka ikut ini itu tersebut.
Tidak seperti yang sekarang ini. Sebab, ketakutan saya sudah nyata,
terbukti dari sms kedua dari komting saya tersebut.
“Ada tawaran dari
bbrapa temen” besok pakek batik angkatan. Setujukah anda smw? Kalau iya besok
semua Action yaak...
NB: bagi yang px
kamera harap dbawa ya bwt foto skelas
Thx.”
Nah, lho! Ini demo apa kondangan, ya, kok pakek batik segala? Atau ini
lagi casting film, ya, kok pakek action gitu? Trus, apa bakal ada artis
yang mau ikutan demo apa, kok harus bawa kamera pula?
Haduh! Kebagetan, deh! Inikan urusan gede yang menyangkut
keberlangsungan negara, kok jadi gitu? Plis, freen! Kalo emang kamu gak tahu
apa-apa kayak aku, gak usah ikut-ikutan, lah! Manusia itu diciptakan buat jadi
pemimpin, bukan cuma sekedar pengikut, apalagi Cuma pengikut yang ikut-ikutan
doang. Atau minimal kalau kamu memang mau ikut, ya, tolong dicari dulu
referensi yang jelas tentang RUU ORMAS ini. Biar teriakan-teriakan kalian nanti
tidak membuat menyesal kemudian karena ternyata tidak sesuai dengan hati
nurani.